Fajar Maulana
Fajar Maulana keep smile!! :)

The Truman Show: 25 Tahun Kemudian, Masih Mengguncang dan Memikat

Tidak ada komentar


The Truman Show: 25 Tahun Kemudian, Masih Mengguncang dan Memika"

Peringatan: Mengandung Spoiler.

Saya pertama kali menonton The Truman Show karya Peter Weir selama pemutaran perdana di bioskop pada tahun 1998, dengan sedikit pengetahuan tentang film ini selain kenyataan bahwa Jim Carrey menjadi bintangnya dan film ini disutradarai oleh salah satu sutradara favorit saya. Saat cerita tentang seorang pria yang tidak menyadari bahwa seluruh hidupnya adalah acara realitas TV terbuka di depan mata dengan cara yang memukau, saya terpesona oleh penampilan terbaik dalam karir Jim Carrey dan terkagum-kagum pada arahan Weir yang sangat tepat. Namun, meskipun The Truman Show adalah film yang membuat saya tertawa, menangis, dan berpikir, dan bahkan menjadi film favorit saya pada tahun 1998, saya tidak bisa memprediksi seberapa tidak terduga film ini akan menjadi begitu profeetik. Saya juga tidak bisa meramalkan bahwa 25 tahun kemudian, film ini tidak akan kehilangan relevansinya atau kekuatannya secara emosional, dengan alasan yang sangat pribadi yang akan saya bahas sebentar lagi.

Bagi mereka yang tidak tahu premisnya, sebagai bayi, Truman Burbank (Carrey) secara hukum diadopsi oleh sebuah perusahaan televisi. Hidupnya saat tumbuh besar di "Pulau Seahaven" adalah fiksi yang dibuat secara detail, berlokasi di dalam sebuah studio televisi raksasa. Dia dikelilingi oleh ribuan kamera kecil, dan tanpa sepengetahuannya, semua orang dalam hidupnya adalah aktor, termasuk istrinya Meryl (Laura Linney), sahabat karibnya Marlon (Noah Emmerich), dan "ibunya" (Holland Taylor). The Truman Show ditonton oleh jutaan orang di seluruh dunia, tanpa henti, 24 jam sehari, dan dikelola oleh penciptanya, sosok misterius dan tertutup bernama Christof (Ed Harris). Ironi bahwa Christof sangat menjaga privasinya tidak luput dari perhatian penonton.

Truman adalah seorang pria penjual asuransi yang ceria dan baik hati yang selalu menyapa tetangganya dengan ungkapan andalannya: "Selamat pagi! Dan jika saya tidak melihat Anda, selamat siang, selamat malam, dan selamat tidur!" Hidupnya terganggu ketika serangkaian peristiwa yang melibatkan "ayah" yang seharusnya sudah meninggal (Brian Delate) membuatnya mencurigai adanya konspirasi di sekelilingnya. Ia mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan, dan detail penting tentang hidupnya terungkap melalui kilas balik. Misalnya, "kematian" ayahnya di laut saat ia masih kecil, dan momen romantis singkat tetapi intens dengan seorang figuran di sekolah bernama Lauren (Natascha...

Penulis artikel ini dapat Anda temui di tautan berikut.

Fajar Maulana

Komentar